Thursday, April 11, 2013

Pelajar Samseng Belasah Ketua Kelas Dicekup Polis


Teman dulu bergaduh juga di sekolah. Hancor. Biasalah. Remaja.  Bila kena sebut-sebut nama bapak, tentulah panas. Tapi yang teman bertarung 10 minit tu dengan budak sebaya belaan gangster. Tak siapa menang tak siapa kalah. Ada uumph lah. Pengetua berbangsa India sekolah teman yang berprestij depan Padang Ipoh tu pun back up teman. Walaupun lawan teman tu sebangsa dengan dia. 

Tapi budak sekarang berani dengan ketua kelas yang nerd je. Lan Todak? Hehe. Mesti OC Balai ni suruh kaki tomoi ni tomoi tiang TNB. Sama jugak kan. Tak melawan... Tapi.. ?

Penyudahnya, berhiaskan gelang silver, comel tak Kak Ton? Hehehe. 

Gigi pun belum tumbuh habis dah merasa kena gari. Bila cikgu lutut perut sekor-sekor jenis ini, mak bapak serang sekolah. Serang cikgu.

Apapun, didiklah anak-anak korang baik-baik. Buat apa lah nak tunjuk samseng sampai kena kutuk kat Twitter, sampai trending, kena cekup Polis lagi. Kot kena hantar Henry Gurney, tentu banyak al-Juburi menanti. Eh, bukan politik ler. Fahami itu.

Tapi wajib teman khaborkan kepada tukang share gambar ni kat FB dan Twitter, apapun jenayah mereka, mereka dilindungi oleh Akta Kanak-kanak. Penyebaran gambar mereka tanpa 'censorship' adalah salah di sisi undang-undang.

Inilah 'Jaguh Demokrasi' Yang Dipuji Dipuja Anwar


Kamis, 11/04/2013 17:44 WIB

Suu Kyi Akan Berkunjung ke Jepang, Warga Rohingya Dilarang Bertemu

Rita Uli Hutapea - detikNews
Aung San Suu Kyi (AFP)
Tokyo, - Komunitas muslim Rohingya yang berada di Jepang dilarang bertemu dengan pahlawan demokrasi Myanmar, Aung San Suu Kyi yang akan berkunjung ke Negeri Sakura itu. Larangan ini menimbulkan kekecewaan.

Suu Kyi dijadwalkan tiba di Jepang pada Sabtu, 13 April mendatang. Ini akan menjadi lawatannya yang pertama ke negeri itu dalam kurun waktu hampir tiga dekade, setelah sempat menjadi peneliti di Universitas Kyoto pada 1985-1986.

Selama kunjungannya yang akan berlangsung enam hari itu, Suu Kyi dijadwalkan mengadakan pertemuan dengan komunitas warga Myanmar yang tinggal di Jepang. Sekitar 10 ribu warga Myanmar diperkirakan tinggal di Jepang.

Namun dikatakan Zaw Min Htut, pemimpin sekitar 200 warga muslim Rohingya yang tinggal di Jepang, komunitasnya dilarang untuk ikut dalam acara pertemuan dengan Suu Kyi tersebut.

"Karena sejumlah minoritas Buddha menentang partisipasi kami, meskipun saya telah berada di Jepang selama beberapa dekade dan telah membantu warga negara Myanmar lainnya di sini, saya diberitahu oleh panitia acara bahwa saya tak akan bisa menemui Daw Aung San Suu Kyi," cetusnya kepada AFP, Kamis (11/4/2013).

Zaw Min Htut mengaku sangat kecewa akan larangan itu. "Saya benar-benar ingin menemuinya secara personal, namun saya tak ingin ada keributan di sana," ujar pria berumur 42 tahun.

Selama lawatannya, Suu Kyi juga akan menemui Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan Menteri Luar Negeri (Menlu) Jepang Fumio Kishida.

Dikatakan Zaw Min Htut, dirinya sudah bertemu dengan sejumlah pejabat pemerintah Jepang dan menitipkan surat untuk Menlu Kishida. Isi surat tersebut adalah keinginan warga Rohingya agar Suu Kyi berperan aktif dalam menyelesaikan kekerasan sektarian di Myanmar.


____________________________________

Anwar, Suu Kyi Kongsi Matlamat Perjuangan


Oleh Rusnizam Mahat
Media Malaysia tidak harus memberi perhatian terhadap tulisan Rachel Motte yang mengkritik Ketua Pembangkang, Datuk Seri Anwar Ibrahim kerana ia bukan mewakili majoriti pandangan antarabangsa.
“Kenapa media Malaysia terlalu memberi perhatian kepada tulisan itu sedangkan banyak lagi tulisan media lain yang mengangkat idea dan gagasan pemikiran Anwar,” kata Ahli Majlis Pimpinan Pusat Keadilan, Badrul Hisham Shahari.
Rachel dalam laman portal The New Ledger baru-baru mengkritik Anwar apabila Ketua Umum KEADILAN itu menyentuh persamaan perjuangannya dengan pejuang demokrasi Burma, Ang Sang Suu Kyi.
Penulis sama juga pernah menyerang Anwar yang mempersoal kerjasama kerajaan pimpinan Perdana Menteri, Datuk Seri Najib Razak dan Apco Worldwide, sebuah firma yang didalangi Israel-Zionis dalam membawa gagasan 1 Malaysia.
Rachel juga menuduh Anwar sebagai ekstremis dan membidas Ketua Pembangkang itu kerana membantah tindakan Najib mematuhi Washington dalam menekan Republik Islam Iran.
Bercakap kepada Keadilan Daily, Badrul Hisham menyifatkan penulis Amerika itu tidak memahami situasi politik di Malaysia dan mempelawa Rachel ke Malaysia untuk membuat penilaian lebih seimbang.
“Rachel harus bertemu pemerintah atau NGO atau kita sendiri. Kita sedia memberi taklimat dan penjelasan tentang keadaan sebenar,” katanya yang mendapati, tulisan Rachel kebelakangan ini kerap menunjukkan rasa kurang senang terhadap Anwar.
Mengulas lanjut, beliau mengakui situasi politik di Malaysia tidak sama dengan Burma dan corak perjuangan berbeza tetapi Anwar dan Suu Kyi berkongsi matlamat sama iaitu menegakkan demokrasi.
Short URL: http://www.keadilandaily.com/?p=219